Jumat, 07 September 2012

Rest and Peace

Inna Lillahi wa inna ilaihi raji'un

 Telah meninggal LHR. Hartomo Budi, adik kandung ayah saya. Meninggal tadi pagi sekitar 07.40 WIB. Semoga amal ibadah beliau di terima Allah SWT dan keluarga diberi kekuatan dan keikhlasan. Sedikit saya akan bercerita sedikit tentang perjuangan beliau, saya biasa memanggilnya Om Har. Adik kandung ayah saya, Ayah anak ke-2 dan Om Har ke-3.

15 Juli 2012

Seperti tahun-tahun sebelumnya, kami sekeluarga selalu nyadran sebelum masuk bulan puasa. Setelah nyekar ke makam mama, eyang putri, eyang kakung dan eyang buyut, kami mampir ke rumah eyang putri (sambung) dan rumah Om Har, rumah mereka berdekatan hanya depan belakangan.
Saat itu Om Har masih sehat wal afiat, kami ngobrol seperti biasanya.


26 Juli 2012

Dapat kabar dari tante kalo Om masuk rumah sakit kelet (daerah jepara), karena tiba-tiba tangannya membengkak. Diagnosa dokter infeksi kelenjar limpa karena TBCnya, memang benar bahwa Om Har mengidap TBC. Untuk digaris bawahi, bahwa Om Har adalah Perokok yang sangat aktif. Selama di RS bengkak berkurang sedikit tapi sakitnya makin menjadi bahkan makin parah.

19 Agustus 2012

Om Har udah boleh rawat jalan, dengan catatan obat harus dihabiskan selama 2 minggu sambil dilihat reaksinya. Tapi saat ayah saya datang kerumah dan melihat keadaannya. ayah langsung ngomomg "Gak usah nunggu 2 minggu lagi, besok langsung bawa ke Semarang tidur rumah biar kita kontrolkan." (Ayah saya memang dihormati oleh keluarga besarnya, sekarang ayah jadi yang dituakan karena kakak pertamanya stroke).
Setelah berdiskusi, keluarga akhirnya mensetujui usulan ayah.

23 Agustus 2012

Akhirnya mereka datang ke semarang, paviliun Garuda. Langsung kontrol dengan Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Paru dan Radiologi. Semua ditemani kakak ipar yang kebetulan dokter dan dosen kedokteran di FK Undip. Saat itu, kakak ipar sudah diberitahukan (dengan bahasa medis yang-hanya-mereka-yang-tau) bahwa intinya Om Har ini mengidap Kanker Paru-paru stadium 4 dan di diagnosa waktunya maksimal (klo responsif) 2 tahun, kalo tidak responsif 6-12 bulan.
Keluarga Om Har hanya diberitahukan bahwa bengkak itu harus di radiasi (tanpa mrk tau apa sbnrnya penyakit yang diidap suami/ayahnya).

Sikat cerita tante akhirnya tau penyakit om har tepat hari rabu 28 Agustus 2012. Syok berat keluarganya, awal diberitahu TBC kok jadi Kanker stadium 4 pula. sampai tadi pagi, Om hanya menjalani 4x radiasi. Dan saat om mulai turun kesadarannya dokter sp. penyakit dalam sudah menyampaikan kemungkinan terburuknya dan dokter sp.radiologi sudah bbm ke kakak ipar, yang kurang lebih isinya "Dok, kami minta maaf, tidak bisa membantu lebih banyak lagi. Kami sudah melalukan yang terbaik tapi ini sudah tidak bisa di perbaiki lagi'" ... Kurang lebih begitu, secara saya bukan dokter jadi gak ngerti deh.

Saya hampir tiap siang ke Rumah Sakit, nemenin, nganter makanan atau sekedar ngobrol dengan anak-anaknya. Ada beberapa hari saya gak bisa datang, karena sempet drop dan sibuk ngurus persiapan nikah. Saat om mulai kritis, anak perempuannya memeluk saya dengan sangat erat. Saya bawa keluar ruangan, saya gak mau dia sedih ditengah perjuangan ayahnya. Dia nangis dan berbisik,

"Mba, dulu budhe kaya gini ya?"
"Iya, yu. Sama kok, kamu harus kuat ya doain yang terbaik buat ayahmu"
"Mba, ak gak kuat"
"Kamu kuat, pasti kuat yu. Kamu harus kuat buat ibu dan mas mu, kamu pasti bisa. Udah saatnya kamu mulai belajar untuk ikhlas ya?"

Nangisnya makin kencang, begitupun pelukannya.
Bisikan istigfar terus saya ucapkan ke kupingnya.

Saya berasa melihat cermin, satu tahun yang lalu. Di tempat yang berbeda, dengan rasa yang sama. KEHILANGAN.

Om pernah ngomong begini saat kesadaran beliau masih tinggi, 
"Wul, nanti om dateng ke nikahanmu ya? Bulan novemberkan? Tanggal berapa 10 dan 25 ya? Bu, nanti kita harus dateng ya!"
"Iya om, tapi sekarang om harus makan yang banyak dulu biar bs sehat, ndang metu ndang bugar ya??" 
Pertanyaan itu hampir selalu ditanyakan saat saya datang menjenguk. Miris, sedih tapi semangat buat om supaya sembuh.

15 Hari lamanya beliau di Rumah Sakit Semarang, hanya 15 hari. Perhitungan yang sangat jauh dari diagnosa dokter.

"Allah Punya Rencana Terbaik Untuk Setiap UmatNya"

Saya selalu meyakini kalimat tersebut, sejak mama meninggal dunia kalimat tersebut selalu saya yakini. Karena dibalik semua peristiwa (baik sedih, senang, duka), pasti selalu ada pembelajaran. Menjadi manusia yang lebih baik lagi, lebih bisa belajar ikhlas. Ya Allah, tolong bimbing mama dan om, tuntun mereka ke tempat terindahMu, SurgaMu ya Allah.


W | U | L | A | N

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar