Kamis, 16 Agustus 2012

RINDU


Semarang,

Ku terdiam menatap tumpukan undangan,
Seketika terdiam.
Di sampingku ada dua orang wanita,
yang satu seumuranku sepertinya dia calon pengantin dan satunya lagi wanita paruh baya,
aku tebak beliau adalah ibu dari calon pengantin.
Mereka terdengar berdebat,
simpel.
Mereka memperdebatkan warna undangan.
Tanpa sadar aku tersenyum,
senyum penuh makna.
Di lubuk hati tedalam,
aku iri dengan "perdebatan" mereka.
Perdebatan yang tidak bisa aku dapatkan.
Bisa sih, dengan calon ibu mertuaku.
Tapi tetap ada yang beda.
Terasa beda.
Tidak bermaksud membanding-bandingkan atau apalah.
Tapi "rasa" itu tetap beda,
rasa yang telah hilang sejak juni 2011.

Rasa nyaman,
Rasa rindu,
Merasakan kehadiranmu secara nyata di setiap keribetanku menjelang hari besar dalam hidupku.

Mama,
Wulan kangen.
Ya Allah ... Tolong jaga mama,
Sayangi beliau seperti beliau menyayangi hamba.
Tempatkan beliau di tempat terbaikMu, disisiMu, di SurgaMu ya Allah.
Ampuni segala dosa-dosa beliau,
Terima segala amal ibadah beliau,
Aminnn ...

Aku percaya,
Walaupun mama belum kenal dengan calon pendampinku sekarang.
Mama pasti setuju banget.
Dia baik
Dia perhatian
Dia ber-Agama
Dia pintar
Dia sesuai dengan apa yang mama pesankan.
Seandainya aku punya sedikit kesempatan,
aku pingin ngenalin Yudha ke mama.



W | U | L | A | N

Tidak ada komentar:

Posting Komentar